
Pertandingan berlangsung dalam tempo tinggi sejak awal. Petrokimia membuka set pertama dengan permainan cepat dan pertahanan rapat yang menyulitkan lawan, mengamankan set dengan skor tipis 25-23. TNI AU Electric tidak tinggal diam. Di set kedua, tim asuhan pelatih militer tersebut bangkit dan berhasil menekan Petrokimia melalui servis agresif dan variasi serangan cepat, merebut set kedua 22-25.
Namun, pengalaman dan komposisi pemain yang matang menjadi kunci kebangkitan Petrokimia di dua set berikutnya. Dengan penguasaan bola yang lebih baik dan blok-blok efektif, mereka merebut dua set terakhir 25-19 dan 25-20. Kapten tim Petrokimia menyebut kekompakan tim sebagai faktor utama kemenangan ini.
> “Kami bermain sebagai satu unit. Ketika kami tertinggal, semua tetap tenang dan saling mendukung. Itu yang membuat kami bisa membalikkan keadaan,” ujar sang kapten usai pertandingan.
Kemenangan ini merupakan yang kedua bagi Petrokimia Gresik setelah sehari sebelumnya mereka juga menaklukkan Bank Jatim dengan skor identik 3-1. Dua kemenangan ini menempatkan mereka di posisi teratas klasemen sementara Final Four, memperbesar peluang mereka untuk lolos ke partai final.
Sementara itu, TNI AU Electric yang sempat tampil menjanjikan di laga perdana melawan Rajawali O2C, harus mengevaluasi kembali strategi mereka. Meski sempat tampil dominan di set kedua, performa mereka menurun akibat tekanan mental dan akurasi serangan yang berkurang di set ketiga dan keempat.
Pelatih TNI AU Electric mengakui kekalahan tersebut dan menilai Petrokimia bermain lebih stabil.
> “Kami kehilangan momentum setelah set kedua. Petrokimia bermain sangat rapi, terutama di lini belakang. Kami harus segera bangkit untuk pertandingan berikutnya,” ungkapnya.
Final Four Livoli Divisi Utama 2025 masih menyisakan pertandingan penting bagi seluruh tim. Petrokimia Gresik kini menjadi favorit kuat untuk merebut gelar juara, namun tantangan dari tim-tim lain masih terbuka lebar.(kurnia)